Langsung ke konten utama

Putaran Kedua Pilkada DKI, Hoax dan Radikalisme Jadi Ancaman

Foto Berita Putaran Kedua Pilkada DKI, Hoax dan Radikalisme Jadi Ancaman 
Jakarta -
Pengamat militer dan keamanan Susaningtyas Nefo Kertapati mengatakan tantangan Indonesia dalam melaksanakan demokrasi secara dewasa tengah diuji. Pilkada serentak 2017 yang menjadi ajang untuk memilih pemimpin lewat mekanisme yang legal, mendapat ujian dengan kasus yang mencuat di Jakarta.

Isu yang menyentuh hal sensitif seperti agama dan etnis dikhawatirkan akan menjadi bumerang bagi kehidupan berbhinneka di Indonesia. Apalagi hal itu terjadi di Jakarta, yang selama ini menjadi barometer politik di daerah-daerah. Dia khawatir jika isu itu terus dimainkan oleh pihak tertentu yang menginginkan kepentingan politik jangka pendek akan dimanfaatkan oleh masuknya paham radikalisme.

“Belum lagi tantangannya saat ini adanya berita yang tidak benar dan belum diuji kebenarannya atau hoax. Radikalisasi bisa jadi lebih efektif kalau paham-pahamnya diinfiltrasi melalui sosmed. Bisa lewat agitasi dan propaganda lewat sosmed. Apalagi sasaran empuknya para remaja,” kata Susaningtyas dalam sesi diskusi di Jakarta, Senin (20/3/2017).

Mantan anggota Komisi I DPR ini menambahkan sejumlah pihak diminta untuk tidak terus ‘menggoreng’ isu yang berhubungan dengan agama dan ras. Karena dikhawatirkan, paham radikal akan mendompleng lewat isu tersebut. Sebab, dalam Pilkada DKI, masing-masing calon mempunyai basis pendukung yang fanatik. “Perlu kita dewasa dalam cara menghimpun informasi, bila perlu kita dibekali dengan counter propaganda isu radikalisme,” terangnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengamat Intelijen Minta Masyarakat Tak Spekulatif di Kasus Novel Baswedan

Kondisi penyidik senior KPK Novel Baswedan setelah mengalami serangan penyiraman air keras JAKARTA – Pengamat Intelijen Dr Wawan Hari Purwanto meminta masyarakat untuk menyerahkan proses hukum terkait kasus penyerangan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan kepada pihak kepolisian. Masyarakat diimbau tidak spekulatif dengan beropini atau berpendapat yang berakibat kasus melebar. “Penyidikan polisi masih terus dilakukan. Percaya dengan polisi yang telah profesional,” kata Wawan kepada detak.co saat diwawancara melalui telepon seluler, Kamis (13/4). Menurut Wawan, penyidik kepolisian masih mendalami foto orang yang dicurigai terkait kasus penyiraman air keras kepada Novel. Orang dalam foto tersebut tertangkap kamera selama dua pekan berada di sekitar rumah Novel, di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Selain foto, penyidik polisi juga sudah memeriksa 16 saksi termasuk orang yang berada di sekitar lokasi kejadian, keluarga dan saksi terkait lain

JUBIR FPI BAIAT ISIS DI MAKASSAR

Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) tiba-tiba viral di sosial media menjelang demo Ahok 4 November 2016 kemarin. Isu yang berkembang adalah keterlibatan Munarman dalam sebuah baiat massa sejumlah umat Islam terhadap Pimpinan organisasi teroris nomor wahid di dunia saat ini, ISIS. Hal ini tampak dalam sebuah rekaman video youtube. Dalam video tersebut, Munarman bukan hanya sebagai peserta baiat, tetap duduk di depan bersama pembai’atnya. Sementara tiga orang lainnya tampak memberikan arahan kepada puluhan jemaah yang hadir. Terlihat ada tiga bendera ISIS yang dikibarkan di sebelah spanduk yang bertuliskan Tabligh Akbar. Video yang bertajuk “Jubir FPI Munarman ikut Baiat Massal kepada pimpinan ISIS (Januari 2015)” tersebut diunggah di Youtube oleh akun bernama Iman Koeat. Hingga saat ini, video mirip Munarman tersebut telah ditonton puluhan ribu kali sejak diunggah pada 20 Juli 2016. Dalam keterangan video dijelaskan bahwa acara baiat (sumpah setia) tersebut di

CHAT MEGAWATI DENGAN JOKOWI YANG BEREDAR DIMEDSOS DIPASTIKAN HOAX!!!

Jakarta  – Berita Hoax yang ada di media sosial ibarat wabah penyakit yang menyerang suatu daerah. berita Hoax seperti tidak habis-habisnya secara bertubi-tubi meracuni masyarakat di media sosial. Saat ini muncul Chat Hoax yang beredar di tengah masyarakat yaitu chat antara Presiden Jokowi dengan Megawati Soekarno Putri, Dalam chat tersebut adanya permintaan Megawati untuk melakukan Reshuffle kabinet karena dianggap ada musuh dalam selimut dan targetnya adalah penggantian panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Tentunya jika kita analisa chat tersebut bertujuan untuk menjatuhkan presiden Jokowi dan ingin mengadudomba presiden dengan panglima TNI. Chat Hoax itu sengaja disebar agar muncul keresahan ditengah masyarakat. Oleh Sebab itu bagi masyarakat yang mendapatkan chat tersebut, janganlah percaya karena hanya ingin menghasut dan memecah belah bangsa. Masyarakat diimbau untuk tidak turut menyebarkan chat hoax tersebut karena hanya membuang buang waktu, tidak ada untungnya dan j